Rabu, 10 September 2014

MAKALAH METODE PEMECAHAN MASALAH



Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
dalam Pembelajaran Sejarah

1.      Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut (Gagne dalam Mulyasa, 2005:111) jika seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirmya mereka bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Pemecahan masalah memegang peranan penting baik dalam pelajaran sains maupun  dalam banyak disiplin ilmu lainnya, terutama agar pembelajaran berjalan dengan fleksibel. (Depdiknas, 2008:33) menyebutkan : metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode - metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
Sedangkan menurut (Sanjaya, 2006:27) problem solving adalah“teknik untuk membantu siswa agar memahami dan menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah”.  Pemecahan masalah sebagai suatu strategi maka kedudukan pemecahan masalah itu hanya sebagai suatu alat untuk memahami materi pembelajaran. Pada saat guru memberikan memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.
2.      Langkah Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini bergantung kepada kompleks  tidaknya masalah yang akan dipecahkan. Langkah-langkah metode problem solving (Depdiknas, 2008:33) yaitu meliputi :
a)      Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b)      Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
c)      Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
d)     Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode - metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
e)      Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. Adapun skenario pembelajaran pemecahan masalah (problem solving) yang dilaksanakan adalah :
Skenario Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
No
Kegiatan Pembelajaran
Langkah Pembelajaran
1
Kegiatan Awal
·       Guru melakukan apersepsi.
·       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2
Kegiatan Inti
Pelaksanan pembelajaran dengan menggunakanmetode   pemecahan   masalah,   langkah-langkahnya yaitu :
·       Guru menentukan dan menjelaskan masalah
·       Guru dan siswa menyediakan alat/buku-buku yang relevan dengan masalah tersebut.
·       Siswa mengadakan identifikasi masalah.
·       Siswa merumuskan jawaban sementara dalam memecahkan masalah tersebut.
·       Siswa mengumpulkan data atau keterangan
·       yang relevan dengan masalah tersebut.
·       Siswa berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya dengan data yang ada baik secara individu maupun kelompok.
·       Setelah  selesai  siswa ditunjuk  untuk menjelaskan ke depan kelas hasil dari pemecahan masalahnya.
3
Kegiatan Penutup
Sebagai evaluasi metode pemecahan masalah,
langkah pembelajarannya adalah :
·       Siswa membuat kesimpulan pemecahan masalah.
·       Guru menutup pembelajaran.

Kegunaan-kegunaan metode problem solving tersebut diatas baru dapat dicapai dengan sempurna jika guru mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk terselenggaranya penggunaan metode problem solving tersebut. Jarolimek dalam (Djahiri, 1985:132) memberikan rambu-rambu untuk menciptakan iklim yang kondusif tersebut. Ada yang bersifat individual maupun kelompok. Tuntutan yang bersifat individual diantaranya adalah :
a)      Berikan kesempatan kepada siswa anda untuk merumuskan sesuatu dalam bahasa dan pikirannya sendiri
b)      Berikan kesempatan kepada mereka mencari jalannya sendiri dalam menempuh pemecahan yang telah disepakati bersama/oleh yang bersangkutan.
c)      Berikan hal mengumukakan sesuatu dalam berbagai cara serta hak berbuat untuk melakukan kesalahan, dan kesalahan ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai pengalaman ke arah mencari perbaikan.
d)     Binalah situasi kelas/kelompok yang memungkinkan siswa mengemukakan pendapat/jawaban sendiri.
e)      Sediakan waktu, peralatan serta pertolongan secukupnya (secara wajar)
f)       Doronglah agar siswa mengemukakan pendapat, hipotesis, pemecahan dan kesimpulannya sendiri dalam berbagai varisasi dan alternatif.
g)      Berikan kesempatan kepada siswa mengembangkan cara pola kerja sendiri.
Sedangkan tuntutan yang bersifat kelompok/kelas yang dapat menciptakan iklim problem solving antara lain:
a)      Kelas diarahkan kepada pokok permasalahan yang telah jelas rumusannya, patokan/cara, serta arah tujuan
b)      Agar dipahami bahwa inkuiri/problem solving adalah pengembangan kemampuan membuat perkiraan serta proses berpikir. Peranan dan kemampuan mengembangkan pertanyaan (teknik bertanya) dari guru akan sangat menentukan keberhasilan inkuiri.
c)      Hendaknya diberikan kekuasaan kepada siswa untuk mengemukakan berbagai kemungkinan (alternatif) dalam bertanya atau menjawab.
d)     Bahwa cara menjawab dapat diutarakan dengan berbagai cara sepanjang, hal ini mengenai permasalahan yang sedang diinkuiri/problem solving.
e)      Bahwa pada umumnya inkuiri/problem solving adalah mengenai nilai-nilai atau sikap, maka hargailah sistem kepercayaan/nilai dan sikap siswa-siswa anda.
f)       Guru hendaknya menjaga diri untuk tidak menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan.
g)      Usahakan selalu jawaban bersifat merata dan kooperatif (dapat diperbandingkan dengan yang lainnya)
Dengan terciptanya iklim pembelajaran yang interaktif dan edukatif maka penerapan metode problem solving dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.      Kelebihan dan kekurangan metode problem solving
Tidak ada satupun metode yang sempurna diterapkan untuk semua mata pelajaran. Penggunaan metode harus disesuaikan dengan kondisi  yang mempengaruhi metode. Oleh karena itu masing-masing metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode pemecahan masalah (problem solving) ini pun memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah (Djamarah dan Aswan Zain, 2010 :92) :

Kelebihan metode problem solving
a)      Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b)      Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c)      Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
d)     Dapat mendorong siswa untuk berfikir secara kritis dalam menghadapi atau menganalisis sebuah masalah.
Kekurangan metode problem solving
a)      Menentukan suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalamanya yang telah memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b)      Memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c)      Mengubah kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

4.      Kelebihan Metode Problem Solving dalam pembelajaran sejarah
a)        Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan yakni dalam pembelajaran sejarah materi materi yang dibahas bisa di contohkan dengan peristiwa peristiwa yang terjadi di masyarakat baik pada masa lampau maupun pada masa sekarang.
b)        Dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah dalam pembelajaran Sejarah secara terampil dan tanpa terlalu banyak mendapat campur tangan dari guru.
c)        Merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh dalam belajar sejarah, karena dalam proses belajar siswa banyak menggunakan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
d)       Mendorong siswa untuk berfikir kritis dalam memecahkan dan menganalisis sebuah permasalahan sejarah
5.      Kekurangan metode problem solving dalam pembelajaran Sejarah
a)      Dalam menentukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran sejarah yang disesuaikan dengan tingkat berfikir siswa, kondisi sekolah dan kelas sangatlah sulit dan diperlukan guru yang profesional dan ahli
b)      Memecahkan masalah sejarah tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat karena memerlukan analisis yang komplek sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c)      Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa dan kebanyakan siswa malas untuk mempelajari sejarah dan mencari materi sejarah.






DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,Syaiful B. dan Aswan Zain, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Renika Cipta.
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:Rosda.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Djahiri, Kosasih. 1985. Stategi Pengajaran Aktif Nilai Moral VCT Dan Games Dalam VCT.  Bandung : Jurusan PMPKn FPIPS IKIP Bandung.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.

1 komentar: