Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
dalam Pembelajaran Sejarah
1.
Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut (Gagne dalam Mulyasa, 2005:111) jika
seorang peserta
didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirmya mereka bukan hanya sekedar memecahkan
masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Pemecahan masalah memegang
peranan penting baik dalam pelajaran sains maupun dalam banyak disiplin ilmu lainnya, terutama
agar pembelajaran berjalan dengan fleksibel. (Depdiknas, 2008:33) menyebutkan :
metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode - metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
Sedangkan
menurut (Sanjaya, 2006:27)
problem solving adalah“teknik untuk membantu siswa agar memahami dan
menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah”. Pemecahan masalah sebagai suatu strategi maka
kedudukan pemecahan masalah itu hanya sebagai suatu alat untuk memahami materi
pembelajaran. Pada saat guru memberikan memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya
timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan
secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan
masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan
tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan
tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak
menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.
2.
Langkah
Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan
masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah
dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini
bergantung kepada kompleks tidaknya
masalah yang akan dipecahkan. Langkah-langkah metode problem solving
(Depdiknas, 2008:33) yaitu meliputi :
a) Ada
masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai
dengan taraf kemampuannya.
b) Mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
c) Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
d) Menguji
kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul
cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai.
Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode - metode
lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
e) Menarik
kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
jawaban dari masalah tadi. Adapun skenario pembelajaran pemecahan masalah
(problem solving) yang dilaksanakan adalah :
Skenario Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
No
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Langkah
Pembelajaran
|
1
|
Kegiatan
Awal
|
· Guru melakukan apersepsi.
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
2
|
Kegiatan
Inti
|
Pelaksanan
pembelajaran dengan menggunakanmetode
pemecahan masalah, langkah-langkahnya yaitu :
· Guru menentukan dan menjelaskan masalah
· Guru dan siswa menyediakan alat/buku-buku yang
relevan dengan masalah tersebut.
· Siswa mengadakan identifikasi masalah.
· Siswa merumuskan jawaban sementara dalam
memecahkan masalah tersebut.
· Siswa mengumpulkan data atau keterangan
· yang relevan dengan masalah tersebut.
· Siswa berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya dengan data yang ada
baik secara individu maupun kelompok.
· Setelah
selesai siswa ditunjuk untuk menjelaskan ke depan kelas hasil dari
pemecahan masalahnya.
|
3
|
Kegiatan
Penutup
|
Sebagai
evaluasi metode pemecahan masalah,
langkah
pembelajarannya adalah :
· Siswa membuat kesimpulan pemecahan masalah.
· Guru menutup pembelajaran.
|
Kegunaan-kegunaan
metode problem solving tersebut diatas baru dapat dicapai dengan sempurna jika
guru mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk terselenggaranya penggunaan
metode problem solving tersebut. Jarolimek dalam (Djahiri, 1985:132) memberikan rambu-rambu untuk
menciptakan iklim yang kondusif tersebut. Ada yang bersifat individual maupun
kelompok. Tuntutan yang bersifat individual diantaranya adalah :
a) Berikan
kesempatan kepada siswa anda untuk merumuskan sesuatu dalam bahasa dan
pikirannya sendiri
b) Berikan
kesempatan kepada mereka mencari jalannya sendiri dalam menempuh pemecahan yang
telah disepakati bersama/oleh yang bersangkutan.
c) Berikan
hal mengumukakan sesuatu dalam berbagai cara serta hak berbuat untuk melakukan
kesalahan, dan kesalahan ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai pengalaman ke
arah mencari perbaikan.
d) Binalah
situasi kelas/kelompok yang memungkinkan siswa mengemukakan pendapat/jawaban
sendiri.
e) Sediakan
waktu, peralatan serta pertolongan secukupnya (secara wajar)
f) Doronglah
agar siswa mengemukakan pendapat, hipotesis, pemecahan dan kesimpulannya
sendiri dalam berbagai varisasi dan alternatif.
g) Berikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan cara pola kerja sendiri.
Sedangkan
tuntutan yang bersifat kelompok/kelas yang dapat menciptakan iklim problem
solving antara lain:
a) Kelas
diarahkan kepada pokok permasalahan yang telah jelas rumusannya, patokan/cara,
serta arah tujuan
b) Agar
dipahami bahwa inkuiri/problem solving adalah pengembangan kemampuan membuat
perkiraan serta proses berpikir. Peranan dan kemampuan mengembangkan pertanyaan
(teknik bertanya) dari guru akan sangat menentukan keberhasilan inkuiri.
c) Hendaknya
diberikan kekuasaan kepada siswa untuk mengemukakan berbagai kemungkinan
(alternatif) dalam bertanya atau menjawab.
d) Bahwa
cara menjawab dapat diutarakan dengan berbagai cara sepanjang, hal ini mengenai
permasalahan yang sedang diinkuiri/problem solving.
e) Bahwa
pada umumnya inkuiri/problem solving adalah mengenai nilai-nilai atau sikap,
maka hargailah sistem kepercayaan/nilai dan sikap siswa-siswa anda.
f) Guru
hendaknya menjaga diri untuk tidak menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan.
g) Usahakan
selalu jawaban bersifat merata dan kooperatif (dapat diperbandingkan dengan
yang lainnya)
Dengan
terciptanya iklim pembelajaran yang interaktif dan edukatif maka penerapan
metode problem solving dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.
Kelebihan
dan kekurangan metode problem solving
Tidak
ada satupun metode yang sempurna diterapkan untuk semua mata pelajaran.
Penggunaan metode harus disesuaikan dengan kondisi yang mempengaruhi metode. Oleh karena itu
masing-masing metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode pemecahan
masalah (problem solving) ini pun memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah (Djamarah dan
Aswan Zain, 2010 :92) :
Kelebihan
metode problem solving
a) Metode
ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b) Dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c) Merangsang
pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena
dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
d) Dapat
mendorong siswa untuk berfikir secara kritis dalam menghadapi atau menganalisis
sebuah masalah.
Kekurangan
metode problem solving
a) Menentukan
suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa,
tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalamanya yang telah
memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b) Memerlukan
waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah
kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
4.
Kelebihan
Metode Problem Solving dalam
pembelajaran sejarah
a)
Metode ini dapat
membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan yakni dalam
pembelajaran sejarah materi materi yang dibahas bisa di contohkan dengan
peristiwa peristiwa yang terjadi di masyarakat baik pada masa lampau maupun
pada masa sekarang.
b)
Dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah dalam pembelajaran
Sejarah secara terampil dan tanpa terlalu banyak mendapat campur tangan dari
guru.
c)
Merangsang
pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh dalam
belajar sejarah, karena dalam proses belajar siswa banyak menggunakan mental
dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
d) Mendorong
siswa untuk berfikir kritis dalam memecahkan dan menganalisis sebuah
permasalahan sejarah
5.
Kekurangan
metode problem solving dalam pembelajaran Sejarah
a) Dalam
menentukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran sejarah yang disesuaikan
dengan tingkat berfikir siswa, kondisi sekolah dan kelas sangatlah sulit dan
diperlukan guru yang profesional dan ahli
b) Memecahkan
masalah sejarah tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat karena memerlukan
analisis yang komplek sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering
terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa
dan kebanyakan siswa malas untuk mempelajari sejarah dan mencari materi
sejarah.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah,Syaiful B. dan Aswan Zain, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
: Renika Cipta.
Mulyasa.
2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung:Rosda.
Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Djahiri, Kosasih. 1985. Stategi Pengajaran
Aktif Nilai Moral VCT Dan Games Dalam VCT. Bandung : Jurusan PMPKn FPIPS IKIP Bandung.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
makalah nya bagus sekali kak
BalasHapuskonsumsi bbm isuzu mux