Adanya siang dan malam satu bukti keindahan alam
Adanya keindahan dan keburukan bukti sempurnanya ciptaan
Kesempurnaan atas segala ciptaan adalah anugerah terbesar
Dalam kehidupan setiap insan dan seluruh alam ciptaannya
Pesona kita atas kebesaran-Nya yang menciptakan segalanya
Menciptakan keindahan di atas keburukan
Menciptaka kelebihan di atas kekurangan
Semua itu tak lain adalah untuk kita syukuri
Mari kita pandai memilih dan memilah
Atas segala apa yang ada untuk kita
Kita ambil apa yang layak buat kita sesuai jalan-Nya
Dan kita berusaha menjauhi semua sesuai dengan petunjuk-Nya.
menempuh jalan lurus
Minggu, 14 September 2014
Rabu, 10 September 2014
Jalan Lurus Membenarkan
Jalan lurus merupakan tujuan bagi semua insan yang ingin mendapatka petunjuk kebenaran. Kebenaran yang hakiki untuk bekal kehidupan di masa mendatang. Tiada bekal yang baik dan patut kita anut kecuali kebenaran yang hakiki.
MAKALAH METODE PEMECAHAN MASALAH
Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
dalam Pembelajaran Sejarah
1.
Metode
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut (Gagne dalam Mulyasa, 2005:111) jika
seorang peserta
didik dihadapkan pada suatu masalah, pada akhirmya mereka bukan hanya sekedar memecahkan
masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Pemecahan masalah memegang
peranan penting baik dalam pelajaran sains maupun dalam banyak disiplin ilmu lainnya, terutama
agar pembelajaran berjalan dengan fleksibel. (Depdiknas, 2008:33) menyebutkan :
metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving
dapat menggunakan metode - metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai
kepada menarik kesimpulan.
Sedangkan
menurut (Sanjaya, 2006:27)
problem solving adalah“teknik untuk membantu siswa agar memahami dan
menguasai materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pemecahan masalah”. Pemecahan masalah sebagai suatu strategi maka
kedudukan pemecahan masalah itu hanya sebagai suatu alat untuk memahami materi
pembelajaran. Pada saat guru memberikan memberikan pelajaran kepada siswa, adakalanya
timbul suatu persoalan/masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan hanya penjelasan
secara lisan melalui ceramah. Untuk itu guru perlu menggunakan metode pemecahan
masalah atau problem solving, sebagai jalan keluarnya. Kemudian diakhiri dengan
tugas-tugas, baik individu maupun tugas kelompok, sehingga siswa melakukan
tukar pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Metode ini banyak
menimbulkan kegiatan belajar siswa yang lebih optimal.
2.
Langkah
Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pemecahan
masalah dapat dipandang sebagai satu unit dipecahkan bersama, atau masalah
dibagi-bagi untuk dikerjakan masing-masing secara individual. Hal ini
bergantung kepada kompleks tidaknya
masalah yang akan dipecahkan. Langkah-langkah metode problem solving
(Depdiknas, 2008:33) yaitu meliputi :
a) Ada
masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai
dengan taraf kemampuannya.
b) Mencari
data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.
Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya dan lain-lain.
c) Menetapkan
jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja
didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua di atas.
d) Menguji
kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha
memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul
cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai.
Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode - metode
lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi, dan lain-lain.
e) Menarik
kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang
jawaban dari masalah tadi. Adapun skenario pembelajaran pemecahan masalah
(problem solving) yang dilaksanakan adalah :
Skenario Pembelajaran Metode Pemecahan Masalah (Problem
Solving)
No
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Langkah
Pembelajaran
|
1
|
Kegiatan
Awal
|
· Guru melakukan apersepsi.
· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
|
2
|
Kegiatan
Inti
|
Pelaksanan
pembelajaran dengan menggunakanmetode
pemecahan masalah, langkah-langkahnya yaitu :
· Guru menentukan dan menjelaskan masalah
· Guru dan siswa menyediakan alat/buku-buku yang
relevan dengan masalah tersebut.
· Siswa mengadakan identifikasi masalah.
· Siswa merumuskan jawaban sementara dalam
memecahkan masalah tersebut.
· Siswa mengumpulkan data atau keterangan
· yang relevan dengan masalah tersebut.
· Siswa berusaha memecahkan masalah yang dihadapinya dengan data yang ada
baik secara individu maupun kelompok.
· Setelah
selesai siswa ditunjuk untuk menjelaskan ke depan kelas hasil dari
pemecahan masalahnya.
|
3
|
Kegiatan
Penutup
|
Sebagai
evaluasi metode pemecahan masalah,
langkah
pembelajarannya adalah :
· Siswa membuat kesimpulan pemecahan masalah.
· Guru menutup pembelajaran.
|
Kegunaan-kegunaan
metode problem solving tersebut diatas baru dapat dicapai dengan sempurna jika
guru mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk terselenggaranya penggunaan
metode problem solving tersebut. Jarolimek dalam (Djahiri, 1985:132) memberikan rambu-rambu untuk
menciptakan iklim yang kondusif tersebut. Ada yang bersifat individual maupun
kelompok. Tuntutan yang bersifat individual diantaranya adalah :
a) Berikan
kesempatan kepada siswa anda untuk merumuskan sesuatu dalam bahasa dan
pikirannya sendiri
b) Berikan
kesempatan kepada mereka mencari jalannya sendiri dalam menempuh pemecahan yang
telah disepakati bersama/oleh yang bersangkutan.
c) Berikan
hal mengumukakan sesuatu dalam berbagai cara serta hak berbuat untuk melakukan
kesalahan, dan kesalahan ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai pengalaman ke
arah mencari perbaikan.
d) Binalah
situasi kelas/kelompok yang memungkinkan siswa mengemukakan pendapat/jawaban
sendiri.
e) Sediakan
waktu, peralatan serta pertolongan secukupnya (secara wajar)
f) Doronglah
agar siswa mengemukakan pendapat, hipotesis, pemecahan dan kesimpulannya
sendiri dalam berbagai varisasi dan alternatif.
g) Berikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan cara pola kerja sendiri.
Sedangkan
tuntutan yang bersifat kelompok/kelas yang dapat menciptakan iklim problem
solving antara lain:
a) Kelas
diarahkan kepada pokok permasalahan yang telah jelas rumusannya, patokan/cara,
serta arah tujuan
b) Agar
dipahami bahwa inkuiri/problem solving adalah pengembangan kemampuan membuat
perkiraan serta proses berpikir. Peranan dan kemampuan mengembangkan pertanyaan
(teknik bertanya) dari guru akan sangat menentukan keberhasilan inkuiri.
c) Hendaknya
diberikan kekuasaan kepada siswa untuk mengemukakan berbagai kemungkinan
(alternatif) dalam bertanya atau menjawab.
d) Bahwa
cara menjawab dapat diutarakan dengan berbagai cara sepanjang, hal ini mengenai
permasalahan yang sedang diinkuiri/problem solving.
e) Bahwa
pada umumnya inkuiri/problem solving adalah mengenai nilai-nilai atau sikap,
maka hargailah sistem kepercayaan/nilai dan sikap siswa-siswa anda.
f) Guru
hendaknya menjaga diri untuk tidak menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan.
g) Usahakan
selalu jawaban bersifat merata dan kooperatif (dapat diperbandingkan dengan
yang lainnya)
Dengan
terciptanya iklim pembelajaran yang interaktif dan edukatif maka penerapan
metode problem solving dalam pembelajaran dapat terlaksana dengan baik untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
3.
Kelebihan
dan kekurangan metode problem solving
Tidak
ada satupun metode yang sempurna diterapkan untuk semua mata pelajaran.
Penggunaan metode harus disesuaikan dengan kondisi yang mempengaruhi metode. Oleh karena itu
masing-masing metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode pemecahan
masalah (problem solving) ini pun memiliki beberapa kelebihan
diantaranya adalah (Djamarah dan
Aswan Zain, 2010 :92) :
Kelebihan
metode problem solving
a) Metode
ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.
b) Dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
c) Merangsang
pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena
dalam proses belajar siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti
permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
d) Dapat
mendorong siswa untuk berfikir secara kritis dalam menghadapi atau menganalisis
sebuah masalah.
Kekurangan
metode problem solving
a) Menentukan
suatu masalah yang tingkat kualitasnya sesuai sengan tingkat berfikir siswa,
tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalamanya yang telah
memiliki siswa sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru.
b) Memerlukan
waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah
kebiasaan siawa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
4.
Kelebihan
Metode Problem Solving dalam
pembelajaran sejarah
a)
Metode ini dapat
membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan yakni dalam
pembelajaran sejarah materi materi yang dibahas bisa di contohkan dengan
peristiwa peristiwa yang terjadi di masyarakat baik pada masa lampau maupun
pada masa sekarang.
b)
Dapat
membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah dalam pembelajaran
Sejarah secara terampil dan tanpa terlalu banyak mendapat campur tangan dari
guru.
c)
Merangsang
pengembangan kemampuan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh dalam
belajar sejarah, karena dalam proses belajar siswa banyak menggunakan mental
dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dan mencari pemecahan masalah.
d) Mendorong
siswa untuk berfikir kritis dalam memecahkan dan menganalisis sebuah
permasalahan sejarah
5.
Kekurangan
metode problem solving dalam pembelajaran Sejarah
a) Dalam
menentukan sebuah permasalahan dalam pembelajaran sejarah yang disesuaikan
dengan tingkat berfikir siswa, kondisi sekolah dan kelas sangatlah sulit dan
diperlukan guru yang profesional dan ahli
b) Memecahkan
masalah sejarah tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat karena memerlukan
analisis yang komplek sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering
terpaksa mengambil waktu pelajaran lain.
c) Mengubah
kebiasaan siswa belajar dengan mendengar dan menerima informasi dari guru
menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan, kadang-kadang
memerlukan berbagai sumber belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa
dan kebanyakan siswa malas untuk mempelajari sejarah dan mencari materi
sejarah.
DAFTAR
PUSTAKA
Djamarah,Syaiful B. dan Aswan Zain, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta
: Renika Cipta.
Mulyasa.
2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung:Rosda.
Sanjaya,
Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Media Prenada
Djahiri, Kosasih. 1985. Stategi Pengajaran
Aktif Nilai Moral VCT Dan Games Dalam VCT. Bandung : Jurusan PMPKn FPIPS IKIP Bandung.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
MAKALAH METODE TANYA JAWAB
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendekatan
dalam mengajar umumnya menempuh dua macam cara, yaitu memberikan simulasi dan
mengadakan pengarahan aktivitas belajar. Perrtanyaan adalah pembangkit motivasi
yang dapat merangsang peserta didik untuk berfikir. Melalui pertanyaan peserta didik di dorong
untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Dalam mencari dan
menemukan jawaban peserta didik harus berpikr menghubung-hubungkan bagian
pengetahuan yang ada pada dirinya dengan isi pertanyaan itu.
Umumnya pada tiap kegiatan belajar
mengajar selalu ada tanya jawab. Namun tidak pada setiap kegiatan belajar
mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Misalnya dalam
pengajaran dengan metode ekspositori guru menyajukan pertanyaan dan siswa
memberikan jawaban. Cara mengajar ini tidak dapat disebut menggunakan metode
tanya jawab, walaupun sering terjadi tanya jawab.
Suatu pengajaran disajikan melalui
tanya jawab jika bahan pelajarannya disajikan melalui tanya jawab. Dengan
menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif dari pada belajar mengajar
dengan metode ekspositori. Sebab, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru
harus mereka jawab. Atau mungkin mereka balik bertanya jika ada sesuatu yang
tidak jelas baginya, meskipun aktivitas siswa makin besar, namun kegiatan dan
materi pengajaran masih ditentukan menurut keinginan guru. Sehingga dalam
makalah ini penulis mengambl judul Strategi Belajar Mengajar dengan Metode
Tanya Jawab.
1.2
Rumusan Masalah:
1
Apa pengertian dari metode tanya jawab?
2
Bagaimana kelemahan metode tanya jawab?
3
Bagaimana kelebihan metode tanya jawab dalam proses
perkembangan secara umum?
4
Bagaimana kekuatan dan kelemahan untuk bidang studi sejarah?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode
Tanya Jawab
Bertanya
dan menjawab sering kali dilakukan orang apabila ada ketidak ketahuan atau
ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman. Dalam proses belajar
mengajar dengan metode tannya jawab di jadikan salah satu metode untuk menyampaikan
materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada siswa atau siswabertanya
kepada guru.
Metode
tanya jawab adalahcara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar
melalui interaksi dua arah atau two way traffic dari guru ke pesrta didik atau
dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi mealui
jawaban lisan guru atau peserta didik (Sumantri & Johar, 1998 : 140)
Adapun pengertian metode tanya jawab
yang dikemukakan oleh para ahli yaitu:
v Menurut Roestiyah N. K
Metode tanya jawab adalah suatu teknik untuk memberikan
motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama
mendengarkan pelajaran, atau guru mengajukan pertanyaan siswa yang menjawab.
v Menurut Team Didaktik Metodik
Metode tanya jawab adalah suatu cara dimana guru pada
umumnya berusaha menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang
sudah diajarkan, atau apakah proses pemikiran yang dipakai oleh siswa.
Guru yang menggunakan teknik tanya jawab mempunyai tujuan
agar siswa dapat mengerti atau mengingat-ingat tentang fakta yang dipelajari,
didengar ataupun dibaca, sehingga mereka memiliki pengertian yang mendalam
tentang fakta itu. Metode ini juga diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah
berpikir atau proses yang ditempuh dalam memecahkan masalah, sehingga jalan
pikiran siswa tidak meloncat-loncat yang dapat merugikan siswa sendiri dalam
menangkap suatu masalah untuk dipecahkan.
Dalam tanya jawab guru bermaksud meneliti kemampuan daya
tangkap siswa untuk dapat memahami bacaan, apa yang mereka paham apa yang
dibacanya. Dengan tanya jawab dapat mengetahui apakah siswa mendengarkan dengan
baik karena sebelum tanya jawab dilakukan, sebelumnya pada awal pelajaran
dilakukan penyampaian materi yang biasa dilakukan secara lisan.
Dalam metode tanya
jawab, guru dan peserta didik sama-sama aktif. Namun demikian, keaktifan
peserta patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga hal itu tidak
harus banyak tergantung pada keaktifan guru. Oleh karena itu , guru tidak hanya
dituntut unyuk menguasai teknik-teknik bertanya dan jenis-jenis pertanyaan,
tetapi juga semangat tinggi di dalam membangun dituasi yang kondusif bagi
terjadinya diskusi .
Secara
diagramatik Rusyan (1993 : 69) menggambarkan bahwa guru mengajukan pertanyaan
terhadap peserta didik , kemudian mengalihkan pertanyaan itu terhadap peserta
didik lainnya untuk dikomentari dan di bei penjelalsan seperlunya. Garis
interaksi antara pertanyaan dan jawaban dalam kegiatan belajar tersebut dapat
dilukiskan sebagai berikut,
Garis Interaksi antara Pertanyaan
dan Jawaban
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
|
|||||||||||
|
|
|||||||||||
(
Sagala,2005 : 205)
2.2 Kelemahan dari Metode Tanya Jawab
Dalam metode tanya jawab kelancaran
jalannya pelajaran agak terhambat karena diselingi tanya jawab. Jawaban siswa
belum tentu benar bahkan mungkin kadang-kadang dapat menyimpang dari
persoalannya sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk memperoleh jawaban benar.
v Kelemahan dari Metode Tanya jawab
Ø Adanya rasa tidak tidak puas atas
pertanyaan yang diberikan.
Ø Adanya pertanyaan yang tidak
terlampau menghendak jawaban “ya” atau “ bukan”.
Ø Bagi siswa yang tidak aktif atau
jarang bertannya bahkan tidak pernah, terkadang menjadi malu kepada
teman-temannya.
Ø Bagi siswa yang malas membaca,
metode tanya jawab menjadi tidak aktif ( pasif).
Menurut H. Erman Suherman dalam
bukunya Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer bahwa untuk
menghindari terjadinya proses belajar mengajar yang tidak efektif dan efisien
serta mengharapkan siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar dengan metode
tanya jawab, hendaknya seorang guru berlaku:
- Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya
- Menerima jawaban siswa lalu memeriksanya dengan mengajukan pertanyaan. Walaupun jawaban yang diberikan betul, guru bisa memeriksa cara siswa mengerjakannya.
- Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, atau mendemonstrasikan hasil berpikirnya di depan kelas, atau papan tulis, atau memperlihatkan hasil karyanya.
- Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan. Misalnya, suatu pertanyaan ditujukan kepada seluruh kelas, sebelum ditujukan pada siswa tertentu. Jika datang pertanyaan dari seorang siswa, pertanyaan tersebut dilemparkan lagi pada siswa lain atau kelas.
- Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang disengaja. Cara-cara ini dapat meningkatkan aktifitas siswa dan mereka menjadi lebih kritis.
- Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya.
2.3 Kekuatan atau Kelebihan Metode Tanya Jawab dalam
Prosen Pembelajaraan
Pelaksanaan tanya jawab di kelas
akan lebih hidup karena sambutan kelas lebih baik, siswa tidak hanya
mendengarkan saja. Dengan tanya jawab partisipasi siswa lebih besar dan
berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba untuk memberikan
jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan aktif berpikir
tidak pasif (mendengarkan saja).
v Kelebihan
Metode Tanya Jawab dalam Prosen Pembelajaraan
−
Dapat mengetahui sampa sejauh mana kemampuan peserta didik
terhadap pelajaran.
−
Memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan
unuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum
dipahami.
−
Memotivasi dan menimbulkan kompetesi belajar peserta didik
−
Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara
sistematis.
2.4 Kekuatan dan
Kelemahan Metode Tanya Jawab untuk Bidang Studi Sejarah
Kekuatan Metode
Tanya Jawab untuk Bidang Studi Sejarah
v Dapat
menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran khususnya
sejarah.
v Mengetahui
kedudukan peserta didik dalam belajar di kelas dari aktivitas tanya jawab dan
dari jawaban-jawaban serta tanggapan-tanggaan yang dilontarkan secara kontinyu.
v Dapat
menumbuhkan minat peserta didik untuk lebih giat membaca, agar peserta didik
menjadi aktif dalam pelajaran sejarah.
v Menumbuhkan
keberanian dalam menngemukakan jawaban.
Kelemahan Metode
Tanya Jawab untuk Bidang Studi Sejarah
v Pada
kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik,
sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab
maupun bertanya.
v Peserta
didik yang tidak aktif tidak akan memperhatikan bahkan tidak terlibat secara
mental
v Menimbullkan
rasa gugup pada peserta didik yang tidak memiliki keberanian menjawab dan
bertanya ( kemampuan lisan)
v Dapat
membuang waktu bila peserta didik tidak responsif terhadap pertanyaaan
khususnya pelajaran sejarah .
v Dengan tanya jawab partisipasi siswa
lebih besar dan berusaha mendengarkan pertanyaan guru dengan baik dan mencoba
untuk memberikan jawaban yang tepat, sehingga siswa menerima pelajaran dengan
aktif berpikir tidak pasif (mendengarkan saja)
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ø Metode
tanya jawab adalahcara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar
melalui interaksi dua arah atau two way traffic dari guru ke pesrta didik atau
dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban kepastian materi mealui
jawaban lisan guru atau peserta didik.
Ø Secara
diagramatik Rusyan (1993 : 69) menggambarkan bahwa guru mengajukan pertanyaan
terhadap peserta didik , kemudian mengalihkan pertanyaan itu terhadap peserta
didik lainnya untuk dikomentari dan di bei penjelalsan seperlunya.
Ø Dalam metode tanya jawab kelancaran
jalannya pelajaran agak terhambat karena diselingi tanya jawab.
Ø Dapat
menarik dan memusatkan perhatian peserta didik terhadap pelajaran khususnya
sejarah.
Ø Pada
kelas besar pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh peserta didik,
sehingga peserta didik tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab
maupun bertanya.
DAFTAR
RUJUKAN
Sagala,
Syaiful. 2005. Konsep dan Makna
Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sumantri
& Johar. 1998. Startegi Belajar
Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Langganan:
Postingan (Atom)